selamat datang di blog kami.... mudah-mudahan dapat memberi kebaikan bagi kita semua

Minggu, 27 Maret 2011

KEBERKAHAN SHALAT SHUBUH

oleh : Ali Taufiq Hidayat

Cerita ini berawal ketika pada suatu hari sedang melakukan perjalanan ke sebuah kota dengan julukan Spirit of Java alias SOLO si kota dengan sejuta batiknya yang khas. Perjalananku ditemani dua orang sahabat terbaikku yang sama-sama mempunyai visi sebagai pengusaha. Kami bertekad jadi pengusaha muda karena tidak mau menjadi kuli-kuli intelek di tempat orang lain, apalagi kalau harus jadi pelayan di negeri sendiri. Biarlah jalan yang kami alami sulit, tapi ada kepuasan tersendiri. Semoga Allah SWT memberkahi setiap hembusan nafas dan gerak langkah kami. Hari itu sepannjang malam diguyur hujan, dan tubuh kami pun serasa remuk di perjalanan yang cukup jauh dan harus menikmati istirahat alakadarnya di perjalanan. Namun, hal itu sudah biasa tanpa tidur pun kami masih bisa. Perjalanan berakhir dari terminal menuju terminal sampai tiba akhirnya pukul 03.00 di Terminal Tirtonadi, Solo.
Sesampainya di terminal tersebut kami langsung mencari mushola untuk sekedar beristirahat dan menunggu waktu shubuh tiba. Ternyata cukup sulit juga menemukan mushola di terminal yang cukup besar apalagi kami orang baru. Akhirnya setelah beberapa menit dan bermodalkan dengan bertanya kami sampai di mushola. Kami pun beristirahat sejenak di mushola dan salah seorang dari kami menyempatkan diri untuk mandi. Sementara saya dan teman saya terkantuk-kantuk sampai senderan di serambi mushola. Karena waktu shubuh masih cukup lama. Akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar terminal. Namun, alangkah kagetnya karena sandal yang saya pakai sudah tidak ada di tempat kami menyimpan sebelumnya. Bolak-balik mencari sandal tidak kunjung ketemu, akhirnya dengan ikhlash saya mencoba menerima dengan lapang dada. Mungkin Allah akan mengganti sandal itu dengan yang lebih baik.
Singkat cerita adzan shubuh berkumandang dan kami sudah berada jauh di luar terminal. Kami segera mencari masjid untuk shalat shubuh. Karena telat, sesampainya di salah satu masjid kami tidak kebagian shalat shubuh dengan jamaah atau warga di sana. Kami langsung shalat shubuh berjamah bertiga. Selesai shalat shubuh kemudian terjadi obrolan ringan antara kami bertiga dan kedua jamaah masjid yang masih berada di masjid. Dari obrolan itu, kami saling terbuka memperkenalkan identitas masing-masing. Alangkah gembiranya saya karena ternyata salah seorang jamaah tersebut berasal dari daerah yang sama dengan saya, yaitu daerah Jawa Barat. Obrolan dalam bahasa Sunda pun sempat saya lakukan dengan Bapak tersebut. Obrolan pun semakin seru dan akhirnya mereka bertanya tentang maksud dan tujuan kami berada di Solo. Kami pun menceritakan maksud dan tujuan kami sebenarnya. Dari raut wajah mereka seperti yang menyambut baik maksud dan tujuan kami, bahkan mereka pun memberikan berbagai pengalaman yang ada sangakut pautnya dengan bidang yang saat itu kami akan cari. Mereka juga memberi tahu letak alamat yang kami tuju dan menceritakan tentang tata letak kota Solo. Dari obrolan tersebut setidaknya kami banyka menimba pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Setelah hari mejelang pagi, kira-kira pukul 6.00, kami pun berniat pamit untuk melanjutkan perjalan ke alamat tujuan. Namun, tanpa kami duga sebelumnya salah seorang jamaah menawarkan diri untuk mengantarkan kami ke tempat yang dituju dengan menggunakan kendaraanya. Beliau bermaksud mengantarkan karena menurut pengalam beliau perjalan ke alamat yang dituju itu cukup sulit dan tidak ada kendaraan umum yang lewat sana. Alhamdulilah.
Beberapa menit berjalan kaki sambil diselingi obrolan sampai lah di rumah beliau dan kami menunggu di luar sambil beliau menyiapkan kendaraannya. Setelah semua siap kami langsung naik mobil dan perjalanan babak baru dimulai. Ternyata memang tidak mudah mencari alamat yang dicari, kami telusuri alamat yang kami peroleh, tapi tidak kunjung ketemu. hampir 2 jam perjalanan yang kami lakukan bertanya ke sana kemari , putar balik di komplek tersbut tapi tidak menemukan alamat tersebut. Namun, kami tidak menyerah begitu saja karena kami berprinsif untuk tidak pulang sebelum ada hasil. Akhirnya Allah menunjukan jalannya sehingga kami sampai di alamat yang dicari. Alhamdulillah kami ucapkan, tetapi kami kaget karena menemukan bahwa tempat yang sesuai alamat tersebut terkunci. Inalillah mungkin Allah belum menakdirkan kami untuk mendapatkan yang kami cari. Salah seorang dari kami pun memutuskan untuk kembali pada hari berikutnya ke tempat itu setelah memastikan kalau itu memang alamat yang kami cari sesuai dengan keterangan yang diberikan. Hal ini diperkuat dengan keterangan warga yang berada di sekitar alamat tersebut.
Namun, dalam hati saya menentang keputusan tersebut karena bagi saya apabila sudah keluar rumah, maka harus kembali dengan tangan berisi. Akhirnya saya mengusulkan untuk menuju ke alamat alternatif, setelah melalaui perundingan kecil kami sepakat untuk menyusuri alamat kedua atau alamat alternatif. Alamat yang kedua ini pun sulit dicari. Bolak-balik mengelilingi komplek perumahan di daerah Solo dan tidak kunjung ketemu. Namun, kami tidak pernah menyerah, bermodalkan kan bertanya dan memanfaatkan HP kami memaksimalkan ikhtiar sebelum benar-benar mengatakan tidak bisa. Karena kesabaran kami akhirnya sampai pula di tempat yang dituju dan setelah mematikan kebenaran alamat tersebut, maka Bapak-bapak (jamaah masjid yang mengantarkan kami) pun pamit karena beliau ada cara lain. Kami mengucapkan terima kasih dan tidak lupa meminta no. HP beliau apabila sewaktu-waktu kami ke Solo mungkin bisa mampir untuk bersilaturahmi kembali.
Perjuangan kami tidak sampai di alamat ini karena ternyata orang (pengusaha) yang kami cari tidak berada di tempa, menurut istri beliau sedang keluar rumah. Kemudian kami pun menunggu sambil beristirahat di teras di depan. Hampir satu jam menunggu, tetapi belum datang juga, samai akhirnya istri beliau memberi petunjuk untuk menemui asisten belau di tempat lain dengan alamat yang beliau berikan. Singkat cerita kami bertiga menuju alamat yang dicari mengunakan taksi. Sesampainya di alamat yang dituju, barulah kami benar-benar mengucapkan Alhamdulillah dengan benar-benar memuji Allah SWT. Dari perbincangan kami dengan asisten pengusaha tersebut kami mendapatkan banyak ilmu dan peluang yang semaik memantapkan tekad kami untuk semakin mengembangkan usaha yang kami rintis saat ini.
Hikmah di balik cerita tersebut, yaitu :
Mungkin kita tidak meyadari bahwa apa yang Allah timpakan (bebankan) kepada kita adalah sebuah tarbiyah atau gemblengan yang akan membuat kita semakin kuat menghadapi hidup. Seperti sikap tidak menyerah penulis dalam mencari tujuan walaupun dengan kondisi serba terbatas.
Ketika Allah mengambil sesuatu dari kita, maka pasti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Seperti kehilangan sendal yang dialami penulis dan Allah menggantinya dengan mengutus jamaah masjid yang mengantarkan penulis ke tempat tujuan.
Berkumpulah dengan orang-orang yang dapat memotivasi Anda terutama memotivasi untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Seperti penulis yang melakukan perjalan dengan kedua sahabatnya, sudah senang dilalui bersama.
Hendaknya dalam keadaan apapun kita tetap tidak melakuakn kewajiban kita terutama shalat lima waktu. Karena hal yang membedakan antara muslim dan selain muslim adalah mengerjakan shalat.
Tawakal itu dilakukan setelah titik darah penghabisan sebuah usaha. Bukan berusaha sedikit dan hanya menunggu keajaiban.
Senatiasa berdo’a, karen tanpa do’a bisa saja hasil kita peroleh, akan tetapi apakah itu diridhoi Allah atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar