selamat datang di blog kami.... mudah-mudahan dapat memberi kebaikan bagi kita semua

Selasa, 15 Maret 2011

ibadah saja tak cukup

ditulis oleh ali taufik.....

Artikel ini ditulis dengan tidak sengaja, tepatnya ketika pada suatu hari ketika penulis secara tidak sengaja sedang menunggu seseorang di sebuah mesjid kampus untuk melakukan aktivitas seperti akitifis dakwah yang lainnya. Namun, orang yang ditunggu pun tak kunjung datang, sampai akhirnya terdengar sebuah pengumuman dari pengurus masjid bahwa dalam beberapa menit lagi akan dilaksanakan kajian atau ceramah agama. Karena lama menunggu akhirnya penulis pun mengikuti kajian tersebut sambil sesekali mengecek HP apa ada sms atau panggilan yang masuk dari orang yang ditunggunya. Kajian tersebut secara ringkas berisi penjelasan salah satu hadits yang kurang lebih berisi paragraf selanjutnya.
Suatu ketika selesai shalat Rasulullah SAW di Masjid Madinah duduk bersama para sahabat kemudian bersabda,”Sebentar lagi akan ada yang lewat dan dia akan masuk surga.” beberapa waktu kemudian ada yang lewat seseorang yang sudah tua lewat kemudian ditunggu oleh para sahabat, akan tetapi tidak ada lagi yang lewat setelah orang tua itu. Hal itu berlangsung selama tiga hari berturut-turut orang tua itu melewati para sahabat ketika para sahabat duduk selepasa melaksanakan shalat. Kemudian salaha seorang sahabat yang bernama Amr bin Ash karena penasaran beliau mengikuti orang tua itu. Sampailah Amr bin Ash di rumah orang tua tersebut kemudian ia masuk ke rumahnya dan meminta izin untuk ikut menginap di rumah tersebut selama beberapa hari. Singkat cerita selama tiga hari tiga malam Amr bin Ash menginap di rumah orang tua tersebut dan Amr bin ash tidak menemukan amalan istimewa yang dilakukan orang tua tersebut. Di setiap malam orang tua tersebut tidak shalat tahajud dan siangnya tidak puasa maupun shalat dhuha.
Akhirnya Amr bin Ash mengutarakan maksud dan tujuan sebenarnya kepada orang tua tersebut kalau sebenarnya dia menginap untuk mengetahui amalan apa yang dilakukan olah orang tua tersebut sampa rasullullah mengatakan kalau dia adalah calon penghuni surga.. Mendengar pengakuan Amr bin Ash orang tua tersebut mengatakan kalau dia memang tidak mempunyai amalan istimewa seperti yang dikira Amr bin Ash. Namun, orang tua itu gembira karena dia merupakan calon penghuni surga apalagi itu dikatakan oleh Rasulullah yang sudah pasti kebenaranya. Karena tidak mendapatkan sesuatu di rumah tersebut kemudian Amr bin Ash berpamitan untuk pulang.
Barulah sampai di pintu sebelum keluar, orang tua memanggil Amr bin Ash seraya berkata, “Tunggu Amr, saya ingat mungkin ini istimewanya saya kalau memang Rasulullah SAW menyebutkan saya calon penghuni surga. Saya selam hidup saya tidak mempunyai prinsip:
1. tidak mau menyakti hati rang lain
2. tidak mau sakit hati karena nikmat orang lain
Setelah mendengar jawaban itu Amr bin Ash pun pulang dan langsung menemui Rasulullah SAW. Kemudian Amr bin Ash menceritkan apa yang dialami selama tiga hari tiga malam menginap di rumah orang tua tersebut. Kemudian Amr bin Ash menceritakan kalau dia tidak menemukan keistimewaan amalan yang dilakukan oleh kakek tersebut tetapi dia hanya mendapatkan kalau kakek tersbut mempunyai prinsip hidup seperti yang terulis di bagian sebelumnya. Kemudian Rasulullah SAW menjawab bahwa itulah keistimewaan dari orang tua tersbut.
Hikmah dari kisah di atas khususnya prinsip pertama yaitu bahwa terkadang kita hidup dengan kualitas ibadah sudah sangat terjaga setiap waktunya. Di waktu malam kita bertahajud, siang hari shalat dhuha berpuasa sunnah, sedekah dan sebagainya. Namun, kita akhlaq kita melukai saudara kita. Terkadang masalah sepele selalu menjadi awal dari sebuah pertengkaran hebat diantara kita padahal sesama muslim yang taat dalam beribadah. Hikmah dari prinsip kedua yaitu terkadang kita sering sakit hati (iri atau dengki) karena teman kita mendapat nikmat. Lebih jauh lagi kita menelusuri dari mana nikmat yang diperoleh orang itu, sehingga ketika timbul kecurigaan atau dikira mendapatkan tidak wajar maka hal ini akan memicu terjadinya fitnah. Sedangkan dalam Al Quran sudah jelas kalau fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Bukankah dalam Islam sudah jelas kalau sesunguhnya hidup ini harus tawazun atau seimbang yaitu antara Hablum minallah (hubungan vertikal dengan Alllah SWT) dalam konteks ibadah makhdhoh dan Hablum minanas (hubungan vertikal dengan sesama manusia dalam konteks hubungan horizontal dalam bermuamalah dengan sesama manusia. Semoga tulisan ini mengingatkan kita semua untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan dengan sesama manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar